Latest Posts

THE PHILOSOPHY OF INTELLIGENCE

By December 10, 2022

 

Bersama Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono

Suatu Kehormatan Mendapatkan Harta Berharga Buku “THE PHILOSOPHY OF INTELLIGENCE” Langsung Dari Penulisnya JENDERAL TNI (PURN.) PROF. DR. ABDULLAH MAHMUD HENDROPRIYONO, S.T., S.H., M.H  

"VELOX ET EXACTUS” berasal dari Bahasa Yunani merupakan kata kunci yang saya dapati ketika membaca lembaran-lembaran awal dalam membaca buku Philosophy of Intelligence karya Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, atau biasa sering disapa akrab A.M  Hendropriyono dalam Bahasa Indonesia velox et exactus adalah “kecepatan dan ketepatan”.

Kecepatan dan ketepatan dalam buku tersebut merupakan pondasi seorang agen inteligen untuk bertindak dalam mengemban sebuah misi. ‘Velox at exactus’ sendiri dibahas secara khusus pada Bab keempat dibuku Philosophy of Intelligence.  Velox at exactus menurut saya adalah kata kunci penting dalam buku yang dicetak setebal 200 halaman, dimana selalu mewarnai pada setiap pembahasan bab per bab buku tersebut, artinya ‘kecepatan dan ketepatan’ dianggap begitu penting bagi seorang inteligen atau agen untuk bertindak dalam pengambilan keputusan.

Philosophy of Intelligence sendiri dimaknai dalam buku ini adalah cara berpikir dan pengembangan intelektual berpikir seorang agen, agar tidak berhenti berpikir kritis layaknya seperti para tokoh-tokoh filsuf dunia. Untuk bertindak cepat dan tepat seorang agen harus terus berpikir dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dalam segala bidang sebagai referensi agar tidak terjadi ‘logical fallacy’ atau kekeliruan logis. Ibarat dari sebuah pohon yang juga dibahas dalam buku tersebut ‘logic’ adalah akarnya dan Philosophy of Intelligence adalah land atau tanahnya.

Dalam buku tersebut menyebutkan bahwa logic dalam philosophy adalah konstruksi dasar dalam philosophy intelligence. “corgito ergo sum” or I think therefore I exist” begitulah penggalan pepatah lama (Rene Descartes -1596) dalam buku tersebut yang dimaknai sebagai “saya berpikir maka saya ada”, seorang agen yang tidak mampu berpikir maka agen tersebut dianggap mati.

Buku yang berisikan essay dan pemikirannya bapak Jenderal Hendropriyono seorang legend dan tokoh intelligence bangsa beliau menuliskan essay dan pemikirannya dengan bahasa yang sangat mudah dicerna oleh para pembaca awam seperti saya. Jujur ketika membaca buku-buku filsuf selalu didapati beberapa diksi dan padanan kata yang sangat berat dan harus kita verifikasi atau dicari makna kataya terlebih dahulu untuk bisa melanjutkan ke chapter berikutnya.

Buku ini begitu mengalir mulai dari abstraksi awal kemudian masuk ke bab pendahuluan sangat membuat kita penasaran untuk masuk ke chapter berikutnya, biasanya buku-buku berat sudah dapat dipastikan saya akan stop di pendahuluan dan mencoba untuk menarik konklusi dan akan slalu terbenak dipikiran saya ‘ntar aja lanjutnya, tunggu waktu senggang’.

Membaca buku Philosophy of Intelligence bagi saya,  sama seperti halnya ketika saya menonton film The Bourne Identity yang disutradarai Douglas Eric Liman dan  dibintangi aktor top dunia Mad Damon berperan sebagai Jason Bourne seorang agen CIA yang mendera amnesia ketika bertugas, namun karena sudah terbiasa dan terlatih, alam bawah sadarnya slalu mengajak dia bertidak berdasarkan ketepatan dan kecepatan, bagaimana dia melakukan due diligent, mengumpulkan data A1, menganalisanya dengan cepat untuk bertindak dalam pengambilan keputusan.  

Dalam dua jam dengan begitu nikmatnya membaca buku Philosophy of Intelligence saya sudah masuk ke bab III “Essence” atau esensi, membahas esensi berpikir seorang agen.

Saya yakin beliau bapak Hendropriyono menulis buku Philosophy of Intelligence tidak diperuntukan terbatas hanya untuk para intelligence atau agen-agen nasional yang sedang bertugas menjaga NKRI, akan tetapi dengan penulisan yang begitu mengalir saya merasakan buku ini juga diperuntukan atau dapat dikonsumsi tanpa batas bagi orang-orang biasa seperti saya yang bekerja di segala sektor untuk dapat menyerap ilmu philosophy intelligence yang bisa diaplikasikan sebagai bentuk akurasi, kecepatan,  dan ketepatan dalam dunia kerja.  

Terimakasih atas harta yang sangat berharga ini, ilmu yang sangat berharga ini kelak akan dapat menjadi pedoman dan motivasi bagi setiap generasi, khususnya generasi muda untuk bertidak lebih mengedepankan keakuratan berpikir, kritis , dan Velox et Exactus.(NDY-9/12/22)

Sehat, Berkah, dan Bahagia slalu buat bapak A.M Hendropriyono sekeluarga..Aamiin

You Might Also Like

0 comments