Latest Posts

JUM'AT BAROKAH

By January 20, 2018


Takjub, haru, dan bercampur bangga, disinilah besarnya nilai sebuah keyakinan, jika kita mau berbuat dan yakin dengan tujuan yang akan kita lakukan pasti dengan sendirinya akan terwujud.

Jum’at kali ini saya dan teman shalat disalah satu masjid yang begitu unik, masjid tersebut didesain membentuk seperti wujud sebuah kapal dan Mesjid yang bernama Munzalan Mubarakan ini mampu menampung sekitar 200an jamaah shalat.

Saya berpikir keras kenapa para pendiri mesjid ini mendesain masjid seperti kapal, tentunya pasti memiliki makna dan arti tersendiri. Otak saya saat itu terpacu seperti kembali ke zaman Nabi Nuh pada sekitar tahun 3650 SM (Wikipedia), sebuah perjalanan kisah seorang yang memiliki gelar Nabi Allah diperkirakan hidup disebelah selatan Irak.

Nabi Nuh diperkirakan hidup selama 950 tahun dan memulai dakwah sejak beliau berusia 40 th, pada era dakwahnya beliau memiliki kaum yang sangat zalim, sombong, serta dilimpahi dengan gemerlap harta. Kesombongannya tersebut membawa mereka untuk tidak mempercayai agama Allah dan dakwah yang dibawa Nabi Nuh pada saat itu.

Nabi Nuh selalu mendapat cercaan, serta makian,disaat beliau melakukan dakwah. Pada suatu ketika Nabi Nuh berdoa dan memohon kepada Allah agar umat yang tidak mempercayainya untuk diberi peringatan. Kemudian turun perintah dari Allah agar Nabi Nuh dan sebagian pengikutnya untuk membuat sebuah kapal besar. Disaat proses pembuatan kapal, umpatan, cacian masih terus berlangsung menimpa Nabi Nuh dan pengikutunya. Setalah kapal tersebut jadi, Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk memasuki para keluarga dan pengikutnya beserta makhluk –makhluk hidup lainnya untuk masuk kedalam kapal tersebut. Kemudian Allah menurunkan hujan, serta air yang keluar dari segala penjuru sehingga membuat banjir yang sangat besar, dan kaum kafir yang ada pada saat itu tenggelam dibawa air bah dan itu merupakan azab dari Allah. Nabi Nuh beserta pengikutnya selamat, kemudian tiba ditempat yang baru lalu men re- populasikan kembali kehidupan yang lebih baik.

Esensi nilai dari cerita tersebut adalah merupakan kegigihan dan istiqomahnya beliau dalam berdakwah dan berusaha untuk menciptakan perubahan kearah yang lebih baik bagi masyarakat/atau kaum tanpa memikirkan apapun resikonya. Tatanan nilai inilah yang saya rasa sebagai tolak ukur atau moivasi para pendiri dalam membangun masjid yang berwujud kapal. Semangat tersebut slalu tumbuh dan terus tanpa hentinya mengalir dalam jiwa. Dimana kegiatan-kegiatan baik itu Dakwah, kajian, maupun diskusi Keagamaan, Pendidikan, dan Sosial selau hadir mewarnai masjid tersebut.

Yang menariknya lagi dan membuat kita takjub, bercampur bangga, setiap hari Jum’at masjid tersebut mampu memberikan makan siang gratis bagi seluruh jamaah shalat, dan itu telah berlangsung sejak beberapa tahun masjid tersebut didirikan. Nah inilah yang mungkin dinamakan Jum’at penuh barokah…Alhamdulillah (NDY/150917)

Mesjid Munzalan Mubarakan (Mesjid Kapal)
Jl. Ampera., Pontianak - KALBAR

You Might Also Like

0 comments