Latest Posts

MORNING SOFIA

By September 01, 2018



Trem dan bangunan tua


MORNING SOFIA
Akhir pekan pertamaku di Sofia merupakan akhir pekan yang indah, cuaca pagi begitu segar sejuk dan tampaknya musim panas berasa tak lama lagi akan berakhir. Bagiku waktu akhir pekan yang begitu indah ini sayang jika hanya dihabiskan hanya mendekam dikamar, dimana dihadapan terhampar kota antik yang penuh dengan khasana budaya, seni dan peradaban.

Patung Sofia
Kota Sofia adalah nama seorang wanita yang bernama Sofia atau St. Sofia, dan patungnya tegak berdiri di pusat kota, seorang wanita menggunakan jubah bewarna hitam dengan crown emas di kepalanya, tangan kirinya bersandar seekor burung gagak dan ditangan kanannya memegang sesuatu berupa simpul  daun  semacam simbol yang sering kita lihat pada kebesaran raja -raja Romawi. Secara simiotik jika di interprestasikan bebas merupakan simbol kedamaian, kemakmuran, dan warna kemulian seorang yang suci dan simbol sebagai pengingat bahwa kota Sofia harus lebih makmur dan sejahtera .

Sedikit kuceritakan siapa perempuan di patung yang dijadikan sebagai simbol kota Sofia tersebut. Sofia atau di kenal sebagai Saint (St.) Sofia "the Martyr" berasal dan lahir di Roma sekitar pertengahan abad pertama (1st Century), seorang perempuan taat dan sangat dihormati oleh penganut Kristen Orthodoks. Sofia memiliki tiga orang anak perempuan, jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris ketiga nama anaknya bernama  ‘Faith’ (keyakinan/Iman), ‘Hope’ (harapan), dan ‘Love’ (Cinta). Kepercayaan para penganut orthodoxs mengukuhkan sofia dan anak-anaknya pada tanggal 17 september sebagai perempuan suci dan sampai saat ini pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadinya kota Bulgaria – Sofia.

Raja Hadrian (117-138) yang memerintah Romawi saat itu, atas ketaatan Sofia terhadap agama yang dianutnya, sang raja memerintahkan para pengawalnya untuk membawa mereka (Sofia dan ketiga anaknya)  ke istana, dan kala itu semua para punggawa istana terkagum – kagum melihat kecantikan Sofia dan ketiga putrinya.

Sang Raja memerintahkan Sofia untuk mengorbankan ketiga putrinya ke pada Dewi Artemis. Dewa dan Dewi adalah mitolgi yunani yang telah lama dianut oleh kekaisaran romawi sejak abad sebelum masehi atau Before Christus (BC), sedikit kubaca di wikipedia mengenai Dewi Ametis, ternyata ia putrinya Zeus dan Titan Leto, keturuan Titan Koios dan Foibe, Artemis saudaranya kembar Apollo mungkin masih ada hubungan dengan Hercules juga ya he..he.he , Artemis dianggap sebagai Dewi Hewan Liar waduh..panjang juga yak..   

Mungkin karena Dewi Armetis adalah dewi hewan liar, dan Kristen adalah paham yang sudah tidak mempecayai mitologi kuno Yunani, ketiga putrinya bersikukuh menolak permintaan sang Raja, dari bujukan halus sampai dengan cara kasar, sang raja melakukan penyiksaan di hadapan sang ibu (Sofia)  secara tidak manusiawi membuat ketiga putrinya meninggal dunia.

Sofia diperintahkan untuk memakamkan ketiga putrinya, konon dari cerita tersebut tiga hari setelah kematian ketiga putrinya, St. Sofia  meninggal dunia dan kemudian dimakamkan bersama ketiga putrinya. Nama Sofia juga dijadikan salah satu nama gereja tua peninggalan pertengahan abad ke IV yang sampai saat ini gereja tersebut masih tegap berdiri. Pada bulan sepetember di Kota sofia selalu memperingati dua hari bersejarah, pada tanggal 6 September mereka sebut dengan "The Name day" dan pada tanggal 17 September memperingati hari jadi kota Bulgaria  "Sofia days".

Sedikit cerita pendek tersebut kusadur dari cerita beberapa teman dan tulisan artikel warga setempat, karena ketika kita tanya ke Mbah Google tidak banyak, bahkan tidak ada yang menceritakan kisah seorang  Wanita suci tersebut dan  banyak  versi berbeda ketika mereka menceritakan kisah asal muasal kota Sofia.


Sofia merupakan kota berada di dalam lembah kaki gunung Visthosa dan merupakan bagian dari negara – negara semenanjung Balkan Peninsula  Uni Eropa. Peradaban Sejarah kota ini di mulai dari Roman pada abad sebelum masehi , dilanjutkan oleh kekuasaan Ottoman dan  Negara yang pernah menganut paham sosialis Soviet sekitar tahun 1800. Namun sejak  berakhirnya perang dingin tahun 1987 yang selalu dianggap sebagai runtuhnya kejayaan Leninisme,  dimana - mana terjadi gejolak di Rusia dan penolakan paham sosialisme di beberapa negara Eropa, dari kejadian tersebut banyak negara-negara sosialis Eropa memisahkan diri dan salah satu diantaranya adalah Bulgaria.  Pada akhirnya akhirnya Bulgaria beralih memasuki era demokrasi, kapitalisme dengan sistem pemerintahan Parlemen serta menjadi bagian dari Uni Eropa.
Peninggalan Tentara rusia
Sofia sendiri pada kekaisaran Romawi lebih dikenal sengan sebutan "Serdic" atau Serdika sebagai bangsa Slavic/slavia, Serdika merupakan kota tua yang talah dibangun megah pada jamannya. Kita tentunya sangat mengenal zaman/era “Renaisance” di Eropa, perkembangan peradaban budaya dan literasi terkenal pada abad ke XIV sebuah transisi memasuki budaya modern. Menariknya, menurut cerita - cerita masyarakat setempat fase ‘Renaisance’ telah mereka lalui jauh sebelum abad ke XIV  dan menurut mereka Sofia telah memiliki peradaban maju dari negara –negara eropa lainnya.


Satu buku pertama yang kubaca di Bulgaria judulnya adalah "History of Medieval Bulgaria" si penulis menerangkan bahwa Bulgaria adalah kota yang tumbuh pada periode pertengahan penyebaran agama Kristen di Eropa, dan rekaman sejarah di Bulgaria “foot note” awal lahirnya kota tersebut banyak ditemukan pada abad ke IV saat Byzantine atau lebih dikenal dengan kekaisaran Romawi Timur membangun kekuasaan di wilayah timur Eropa, kemudian terkemukanya kejayaan Konstantinopel dan berakhir pada abad ke XIV dengan  runtuhnya peradaban tersebut ketangan "Ottoman" selama 500 tahun..wow. Masyarakat setempat menganggap sejak mereka dijajah Ottoman banyak sejarah Renaisance hilang dan Sofia mengalami transisi budaya yang begitu drastis 
memasuki abad awal Islam ke Eropa.

Pengaruh ottoman 500 tahun banyak meninggalkan jejak di kota ini, salah satunya mesjid di Pusat Kota, bangunan, makanan khas "kabab Turki" hampir dapat kita temui disetiap sudut kota, shisa dan barang – barang yang bermotiv  Turki.  Menariknya lagi  wajah masyarakat Sofia, wanita dan prianya blasteran  berparas Roman, Turki, Rusia dan Slavic..jadi jangan heran kalo jalan – jalan ke Sofia banyak lihat wanita -wanita cantik dan pria – pria ganteng ..dan menurut orang yang sudah pernah keliling sampai ke Eropa barat, wanita dan pria disini tubuhnya sangat proporsional tidak tinggi dan tidak pendek juga..(nah tinggal tafsirkan sendiri aja..ya gimana hasilnya he..he..he) .

TETAP DI JALUR LURUS 

Akupun memutuskan untuk berjalan kaki mencoba mengetahui sudut - sudut – kota yang berada di Sofia.  Untuk memandu perjalanan aku menggunakan google map dan kuarahkan menuju pusat kota pada sebuah mesjid Tua yang dibangun pada abad ke 15 pada era Turki Otoman dan merupakan satu – satunya mesjid berada di pusat kota Sofia, berjarak lebih urang 6 km dengan jarak tempuh 1 jam .


Pagi itu alam sangat besahabat sekali dalam perjalanan terlihat puncak gunung Vithosa yang terlihat hijau, indah sekali karana terdapat beberapa perkampungan yang tampak di lereng gunung terbut. Sepanjang jalan lalulintas terlihat teratur, rambu – rambu sangat lengkap dan fungsi penyeberangan disetiap lampu merah sangat  berfungsi baik dan tampaknya warga Bulgaria sangat sadar dan  taat pada peraturan, tak terlihat olehku pelanggaran – pelangaran lalintas sepenjang jalan yang ku telusuri.

Setelah lebih kurang lima menit perjalanan, aku menjumpai sebuah pasar,  pasar pagi yang  menjual barang – barang seperti sayuran, buah – buahan, dan makanan – makanan seperti, roti, gandum, keju . Pemandanganan pasar sangat enak dilihat, pembeli dan penjualnya teratur sangat bersih. Sangat membuat penasaran untuk mengetahui apa nama pasar itu, saat itu mataku tertuju langsung ke salah satu makanan unik menyerupai pastel namun sedikit mirip bentuknya menyerupai samosa, makanan khas Asia selatan yang lebih  terkenal di india dan  Pakistan.


Kuberanikan diri untuk bertanya kepada penjual makanan yang menyerupai samosa itu, oh ya…Kota Sofia di setiap sudut kota hampir tidak ada yang menggunakan bahasa latin, tulisan – tulisan masih banyak mengugunakan ‘cyrilic’ dan emang sangat menyulitkan kita yang baru pertama dan belum pernah belajar bahasa Bulgaria. Di setiap label makanan itu menggunakan tulisan Bulgaria dan untungnya si penjual mengerti bahasa Inggris dan sangat memudahkanku untuk berkomunikasi, dan yang sangat mengejutkan lagi setelah kutanyakan nama kue tersebut ternyata namanya juga samosa dan si penjual mengakui bahwa itu makanan khas India namun sudah di modifikasi dengan rasa Bulgarian…cerdas sekali ya.


Sambil kunikmati samosa yang disii dengan bumbu – bumbu, samosa yang biasa kumakan slalu didalamnya diisi dengan kentang atau daging cincang, tapi samosa Bulgaria didalamnya ada campuran nasi yang telah dibumbui dengan rempah – rempah lokal,  mmm yummy… sekali  pikiran langsung kembali ketika 10 tahun yang lalu disaat masih tinggal di Islamabad merasakan rasa aslinya samosa. Masyarakat setempat pada umumnya sangat menyenangi salad, keju putih dan yougurt. Sambil menikmati samosa aku mencoba bertanya sedikit seputar pasar, pasar itu disebut Remesdika market dan selalu dibuka saat akhir pekan dan merupakan pasar alternatif warga Bulgaria untuk berbelanja dengan  harga – harga barang jauh lebih  murah di banding jika berbelanja dipasar modern.

Setelah menikmati samosa Bulgaria padanganku tertuju sebuah kue menyerupai Pie namun bewarna cokelat, untuk menghilangkan rasa penasaranku, akupun membeli satu pie itu dan ternyata itu adalah Pie yang terbuat dari kacang walnut …rasanya tak kalah sedapnya dari samosa Bulgaria yang barusan kumakan sebelumnya.

Kemudian kulanjutkan dengan mencoba kopi Lokal, terlintas kurasakan seperti arabika kopi namun sedikit tidak sekuat rasanya jika dibandingkan kopi Indonesia. Rasa penasaranku kulanjutkan dengan membeli satu renteng anggur dan total uang yang ku kekeluarkan sekitar 5 leva atau lebih kurang 60,000 rupiah jika menggunakan kurs Indonesia…sangat murah sekali dengan uang segitu aku sudah bisa  minum kopi, makan samaosa dan walnut kemudian satu renteng anggur hijau yang rasanya sangat segar.

Setelah puas menikmati suasana di Remistisa market, akupun melanjutkan perjalanan dengan tetap mengikuti garis lurus yang ada di Google map, 100 % route perjalanaku kali kupercayakan pada map paling top di dunia itu.


Sudut – sudut kota Sofia sangat menawan banyak bangunan – bangunan tua, dan hampir di setiap sudut selalu kutemui rumah kopi  kecil, baik itu out door , in door dan sangat terlihat menarik untuk dipandang, juga pada setiapa kawasan yang kulalui pasti akan menemui patung – patung atau monument dari tokoh – tokoh sejarah Sofia. Buku dan barang – barang tua sering kutemui ketika memasuki lorong – lorong kota, namun sayangnya buku tua tersebut umumnya banyak masih menggunakan tulisan Criylic. 


Budaya membaca masih sangat hangat di Bulgaria, di taman, tempat kopi, kereta, bahkan di Bus masih bisa kita temui orang yang sibuk dengan bacaannya.”
Sofia adalah kota yang sangat menghargai sejarah, banyak bangunan tua yang tidak dirubah dan mereka manfaatkannya sebagai daya tarik turis – turis untuk berkunjung ke Sofia dan harus tetap disimpan di dalam memori… bahwa menurut  warga setempat Sofia adalah kota tertua diantara negara Eropa.




NDY - 1/09.2018

***BOARDING PASS 2019 : The ROMANTIC of SOFIA***

You Might Also Like

0 comments