Latest Posts

BELAJAR BAHAGIA DARI MANTAN KERNET BUS

By January 20, 2018

BELAJAR BAHAGIA DARI MANTAN KERNET BUS


Mendapatkan ilmu baru adalah ibarat mendapatkan barang mewah gratis yang pasti akan selalu kita sayang, rawat, dan jaga. Apalagi di dapat dari pengalaman hidup paling berharga dari seseorang yang telah menemukan puncak kesuksesan hidup di bumi ini he..he..he. Kata kuncinya adalah kebahagian atau bahagia.

Dalam perjalanan menuju Bandara Soeta, Pagi ini tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang yang berstatus pengusaha dengan perawakan sederhana, bisa dibayangkan ia memiliki sosok yang menarik, down to earth, dan telah sukses dalam memaknai hidup. Perjalanan yang memakan waktu lebih kurang dua jam dari Cibinong menuju bandara Soekarno - Hatta, saya mendapatkan pelajaran motivasi hidup yang luar biasa.

Dalam perkenalan saya dengannya, dia memperkenalkan diri dengan nama Bonar (bukan nama sebenarnya) atau saya memanggilnya dengan Tulang Bonar. Ia adalah putra daerah dari tanah Samosir ..he..he..he ternyata masih ada keturunan sama leluhur saya juga (orang batak asli), yang mulai hijrah ke Jakarta sejak tahun 1977..wow hampir 40 tahun ia telah membumi di Jakarta.
Awal percakapan saya mengawalinya dengan pertanyaan, Mau berangkat kemana pak ?, saya mau ke Pekanbaru dik..(selama perjalanan dia selalu memanggil saya Adik)..sebuah bentuk panggilan hormat kepada orang yang lebih muda, khususnya bagi orang batak. Saya lagi ada undangan untuk mengikuti tournament Golf di Pekanbaru dik..wah ternyata bapak golfer ya, dikarenakan saya juga pernah berpengalaman dalam olahraga yang satu ini (he….he..bukan mau nyombong ya..saya dulunya juga golfer ) akhirnya percakapan mulai nyambung dan kita dalam waktu yang singkat bisa langsung Akrab, orang –orang disekitar mungkin menyangka kita ini adalah paman dan ponakan ..dalam waktu 15 menit kita sdh bisa bicara sambil cekakak - cekikik dan kadang terlihat seperti Paman menasihatkan keponakannya. Nah itu lah kelebihan orang Batak, jika mereka bertemu dengan orang sesama apalagi masih muda seperti saya, mereka tidak akan sungkan untuk berbagi dalam segala hal.

Dilihat dari apa olahraganya (golf ) tentunya ia bukan orang sembarangan, dan benar tulang Bonar adalah seorang pengusaha kontraktor sukses dan proyek - proyeknya ada diseluruh jagad Indonesia ini. Jaringannya sangat luas sekali, dari petinggi – petinggi negara sampai kepetinggi atau pentolan - pentolan yang ada di daerah tempat saya tinggal saat ini. Sungguh sangat luar biasa, networking itu adalah kekuatan dalam berbisnis, ujarnya.

Tapi bukan kekayaannya yang akan saya tuliskan saat ini, tapi proses ia menuju goal of success - nya. Dalam kesempatan tersebut saya seperti ketiban rezeki yang menurut saya inilah rezeki yang sangat bernilai. Entah kenapa selama perjalan ia menceritakan seluruh perjalanan hidupnya yang menurut saya adalah sebuah proses yang sangat keras, luarbiasa dan menarik untuk dituliskan kembali agar saya dapat berbagi atas pengalaman hidupnya yang begitu memotivasi serta akan bermanfaat bagi generasi milenia saat ini, dan menurut saya inilah proses kehidupan yang sebenarnya.

Awalnya dari pembicaraan ..Ia berpesan kesaya apa yang kita lakukan janganlah kita selalu berpikir untuk mencari harta tapi yang harus kita tanamkan dalam otak ini adalah bagaimana kita bisa mendapatkan kebahagiaan hidup untuk pribadi, keluarga dan orang – orang terdekat kita, karena jika tertanamkan konsep kebahagian dalam diri ini apapun yang kita lakukan pasti bisa smooth dan kita tidak terbebani, enjoy, dan mampu merasakan makna dari kehidupan ini.

Awal karir Tulang Bonar ..ia bukan dari keturunan orang yang telah suskses, kebanyakan orang-orang kaya saat ini adalah keturunan mereka yang sudah kaya dan mereka tinggal meneruskan kembali kekayaan keluarganya. Tapi ia (Tulang Bonar) sangat beda…ia memulai segalanya dari 0 (nol). Tulang Bonar adalah anak dari seorang petani miskin di daerah kelahirannya Samosir, orang tuannya tidak mampu untuk menyekolahkannya secara maksimal. Akhirnya sejak kelas tiga SD ia mulai belajar untuk mencari uang dengan menjual kayu – kayu dari hutan yang bisa di manfaatkan sebagai kayu bakar, obat , dan lain sebagainya tanpa memikirikan resiko yang terjadi. Sejak saat itulah dia selalu berpikir bagaimana untuk merubah nasibnya dan nasib orang di kampung Samosir tanah kelahirannya.. sejak dini ia bercita-cita hanya bagaimana saya bisa membahagiakan orang terdekat dan orang di tanah kelahiran saya, nah itulah motivasi dirinya sehingga otak terus terpacu untuk berpikir lebih maju kedepan.

Sejak tamat SD dia tidak meneruskan sekolahnya, Tulang Bonar disibukkan dengan bekerja sebagai kernet bus lintas sumatera sebagai upaya untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya. waktupun terus berlalu, ia selalu berpikir jika tidak berpendidikan lanjutan bagaimana saya bisa mencapai tujuan hidup saya. Ia berasumsi bahwa ilmu itu adalah harta yang tak ternilai dan sangat memiliki peran dalam proses pencarian kebahagiaan.

Boss tempat ia bekerja sangat menyayanginya, karena dianggap orang yang rajin dan memiliki integritas, dan bossnya menganggap ia adalah kernet yang paling pintar diseluruh sumatera saat itu he..he..he. Dalam suatu kesempatan ia curhat sama bossnya bahwa ingin melanjutkan sekolah. Niat tersebut direspon baik dan ia mengambil program kejar Paket untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, kemudian dia melanjutkan ke sekolah lanjutan (STM ), dengan mengambil jurusan tekhnik bangunan. Selama sekolah di STM ia diberi kepercayaan bossnya untuk menjadi supir lepasan atau supir cadangan jika supir utama berhalangan.

Dan yang menariknya lagi, ia selalu menuliskan atau mencatat setiap Ilmu yang dia dapat dalam segala hal baik itu saat dia menjadi kernet bahkan sampai menjadi supir. Menurutnya apa yang telah kita praktekan (kerjaan saat ini ) ,itu semua adalah ilmu dan harus dicatat kemudian konstan dengan ilmu tersebut.

Setelah lulus dari STM ia berkeinginan untuk merantau ke ibu kota JAKARTA. Motivasinya adalah untuk menambah wawasan baru dan belajar hal - hal yang baru. Pada saat itu tahun 1977 ia hijrah dari Samosir ke Jakarta, dengan memulai karir sebagai supir bus kota di Jakarta, dari Mayasari sampai Lorena ia pernah menjadi supir bus tersebut.

Setelah beberapa tahun menjadi supir bus, ia mulai merasakan tidak ada perubahan dalam dirinya, menurutnya dia terbelengu dengan aktifitas yang monoton, dan tidak ada bedanya dengan aktifitasnya pada saat di Medan. Seharusnya di Kota besar seperti Jakarta ini saya harus mampu membangun jaringan, serta mendapatkan ilmu baru dan tentunya bisa bermanfaat untuk pengembangan diri. Setelah melakukan pemikiran yang matang, ia memutuskan untuk pindah dari supir bus menjadi supir truk (he..he..he ternyata masih supir –supir juga). Tapi kali ini beda, karena ia adalah lulusan STM bangunan, ia berpikir dengan menjadi supir Truk dia bisa melihat orang – orang yang bekerja pada dunia konstruksi, truk yang ia bawa adalah truk-truk yang mengangkut pasir, hotmik dan segala sesuatu untuk kebutuhan pembangunan gedung, jalan, dan lain sebagainya. Dan ini adalah sebuah batu loncatan sebagai pembelajaran dalam meningkatkan keahliannya saat ia pernah dapat di STM dulu. Hidup itu mengalir aja, paling penting menurut ia kita itu harus berpikir dengan arah dan koridor yang jelas, kemudian fokus untuk menjalaninya dan tidak hanya berwacana saja.
Selama berkerja membawa truk bahan bangunan tersebut, disela sela aktifitasnya, ia mulai mempelajari segala kegiatan – kegiatan kontraktor dan ia juga ringan tangan, tidak sungkan-sungkan untuk membantu para pekerja. Disamping itu, sambil belajar ia selalu mencatat pelajaran apa yang dia dapat dalam pekerjaan tersebut.

KEBAHAGIAAN MENUAIKAN HASIL

Pada suatu kesempatan salah satu bos kontraktor menawarkan suatu pekerjaan bisnis kepadanya, karena kejujuran dan ketulusan ia dalam bekerja, kontraktor tersebut menawarkan untuk supply 10 truk pasir keperusahaannya. Menurutnya ini adalah pintu untuk sebuah perubahan. Pekerjaan yang pasti dia akan sanggup untuk kerjakan, tanpa ragu – ragu untuk menerima tawaran tersebut, karena menurutnya peluang tidak akan datang dua kali. Akhirnya pada kurun waktu lebih dari tiga bulan dia mampu menjadi seorang pengusaha. Dari Usaha supply pasir, ia mampu membeli beberapa truk. Kemudian dari truk tersebut ia mulai memikirkan inovasi untuk mengembangkan usahanya. Dan iapun menemukan suatu peluang baru dimana tidak hanya mensupply bahan bangunan, ia mulai merambah ke sektor pertanian dengan membantu para Petani untuk menjual hasil buminya ke pasar induk dengan truk -truknya. Dan uniknya, ia mengambil hasil bumi tersebut langsung ke Petani dengan harga yang begitu tinggi dan signifikan dengan tujuan untuk memakmurkan para petani tersebut. Menurutnya petani Indonesia itu harus kaya, petani Indonesia itu harus mampu jalan – jalan ke Luar negeri, di Amerika aja petani itu bisa traveling kemana - mana, masak di Indonesia yang memiliki lahan yang begitu luas negara tidak mampu menjadikan petani Indonesia kaya. Makanya dari ketujuh anaknya dia bercita-cita agar salah satu harus ada yang menjadi ahli pertanian, supaya kedepannya mampu mengembangkan sektor pertanian di Indonesia, menurut tulang Bonar bertani adalah pekerjaan yang paling mulia.

Usaha tulang Bonar terus berkembang pesat, dan ia mulai mencoba untuk masuk kedunia konstruksi, dan proyek awalnya adalah sebagai salah satu sub perusahaan pembangunan Tol Jagorawi, tol yang menghubungkan antara Jakarta dan Bogor. Luar biasa karena ketekunannya yang tidak pernah berhenti dalam memperkaya Ilmu, akhirnya singkat cerita ia mampu menjadi kontraktor sukses sampai dengan saat ini dan mampu memperkejakan para Insinyur –insinyur di Indonesia.

“Kebutuhan dan Keinginan”. Dalam membangun hubungan keluarga tulang Bonar juga terbilang sukses. Dari ketujuh anak-anaknya, saat ini mereka juga sdh bekerja, berbisnis dan bekeluarga. Dalam keluarga ia selalu menekankan dan menanamkan suatu prinsip hidup kepada keluarga dan anak-anaknya, bahwa dalam hidup ini janganlah kalian selalu mencari harta, carilah kebahagian, kalau hidup itu bahagia, walaupun dirumah hanya makan ikan asin, hidup tidak akan mendapat tekanan justeru malah kita mampu berpikir lebih jernih untuk maju. Tapi jikalau kita ngotot untuk mencari harta terkadang waktu kita hanya akan digulingkan oleh harta tersebut, kita bisa lupa segalanya, lupa keluarga, lupa orang disekitar kita, tidak bermasyarakat dan itulah neraka yang sebenarnya.

Dan dalam hidup ini kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan itu adalah segalah sesuatu yang wajib kita penuhi seperti pendidikan, pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Sedangkan keinginan adalah segala sesuatu di atas kebutuhan yang dapat kita penuhi jika kita mampu, seperti beli mobil mewah, gadget mahal, dan jalan – jalan kemana kita ingin pergi, seperti apa yang saya lakukan saat ini ha..ha..ha (sambil ia tertawa..). maaf bukan saya sombong nah itulah realita hidup dan itu selalu saya tanamkan kepada anak – anak dan orang terdekat saya.

Tanpa terasa damri yang kita tumpangi sampai ke terminal keberangkatan Garuda, dan dengan penuh rasa hormat saya menyalaminya, kemudian ia mengeluari satu bingkisan yang sangat berharga berupa asesoris golf, tapi sekali lagi bukan harga dari bingkisan tersebut tetapi nilai yang tak terhingga karena saya terima dari sosok seorang pria sejati dan salah satu orang paling bahagia di dunia he..he..he.

Dari cerita tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa kebahagiaan itu adalah melebihi daripada kekayaan… dan tanamkanlah selalu kata kunci bahagia dalam diri kita. Bahagia yang dimaksudkan disini bukan hanya kebahagiaan untuk diri sendiri, melainkan kebahagiaan untuk keluarga kita, orang terdekat kita bahkan kepada seluruh penghuni alam semesta ini. (NDY, 20/10/2017).




Lokasi : Terminal 1 A, Bandara Soekarno - Hatta

You Might Also Like

0 comments