Latest Posts

TEGA…SIAPA TAKUT!!

By January 20, 2018


Tega dalam kamus besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai tidak menaruh belas kasihan; tidak merasa sayang (kasihan dsb); tidak peduli akan nasib (penderitaan) orang; sampai hati.

Sebuah bentuk perbuatan yang mengambarkan bentuk ketegasan dalam mempertahankan sebuah prinsip yang mulai goyang dari unsur pengaruh tekanan –tekanan, rasa iba , dan lain sebagainya.

Tega selalu di konotasikan dengan perbuatan negatif, di mana terdapat pengaruh unsur kemanusian di dalamnya, terkadang bentuk tega ini bisa menjadi unsur positif dalam pengambilan sebuah keputusan besar, dan bisa berdampak baik terhadap lingkungan masyarakat, Bisnis, keluarga, oraganisasi dan lain –lain.
Dalam konsep bisnis misalkan, kita harus tega dalam beberapa hal antara lain uang, waktu, dan orang. Dalam mengelola keuangan perusahaan harus tega serta siap untuk di katakan pelit agar tidak terjadi pemborosan; kemudian waktu, karena bisnis itu tidak mengenal waktu, di saat pelanggan atau counterpart bisnis kita membutuhkan, harus tega mengorbankan waktu libur bersama keluarga atau bersama orang terdekat ; dan terhadap karyawan atau orang yang terlibat dalam bisnis yang kita kelola, harus tega dalam memotong gaji atau bonusnya ketika mereka tidak bekerja dengan baik atau tidak mencapai target karena bisnis di tuntut sebuah produktifitas dan kreatifitas.
Dalam bermasyarakat, topik menarik ngopi pagi kali ini hangat membicarakan tentang distribusi hewan kurban yang dalam beberapa hari kedepan akan di laksanakan. Sang ketua panitia di pusingkan banyaknya masuk proposal dari lembaga sosial, panti asuhan, sampai ke personal baik itu lisan maupun dalam bentuk surat mereka mengajukan permintaan hasil hewan kurban yang akan di potong pada saat Idul Adha.

Suatu keputusan yang sulit, perlu perhitungan matang dalam mengkalkulasi dan meprediksi berapa banyak hewan yang akan di terima sementara sampai saat ini belum ada angka pasti untuk jumlah hewan yang masuk. Satu – satunya cara yang baik adalah sikap Tega dan siap untuk tidak populer, si ketua harus berani bersikap tega untuk menolak sementara proposal mereka, karena jika di setujui akan menjadi polemik bagi panitia hewan, khususnya pada saat pendistribusian nanti, karena prioritas utama adalah orang dari lingkungan radius terdekat dari tempat pendistribusian.

Dampak yang akan terjadi sudah barang tentu adalah pengaruh sosial si ketua di masyarakat, bisa jadi orang yang merasa di tolak ada kemungkinan akan memberikan informasi - informasi negatif di mana dapat mempengaruhi status dia di masyarakat, seperti dia akan di cap sebagai orang yang pelit, korupsi, hanya makan sendiri , dan lain sebagainya.

Dan bentuk tega seperti kasus di atas dampak positifnya tidak bisa di lihat langsung saat itu juga, berproses hinggga rencana yang kita inginkan tercapai dengan baik. Setelah terlihat hasil belum tentu juga masyarakat yang di tolak bisa memahami betul maksud dan tujuannya, hanya waktu yang mampu merubah.

Tega memiliki dua unsur yang saling berkonflik yaitu positif dan negatif. Ke dua unsur tersebut dapat membentuk sebuah keyakinan yang dapat merubah pemahaman orang atas apa yang mereka lakukan atau yang di putuskan.

Jika kita menyesuaikan definisi tega itu sendiri unsur awalnya adalah negatif, kemudian berproses bisa hasilnya tetap negatif dan bisa pula ke hasil yang positif. Seperti contoh orang yang tega dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, proses hasilnya sudah pasti tetap akan negatif, beda dengan cerita kasus ketua panitia hewan kurban, dia tega untuk menolak permintaan dari masyarakat lain dengan tujuan memprioritaskan kepada lingkungan terdekat agar bisa terpenuhi terlebih dahulu, kasus tersebut berproses ke hasil yang postif walaupun dia tidak menjadi popular di masyarakat luar. Dan masih banyak kasus lain yang membawa tega itu kearah yang postif.

Jadi nilai yang dapat kita ambil bahwa sekali-kali tega itu penting dalam pengambilan suatu keputusan jika di butuhkan, karena memiliki pengaruh positif, dan dampak umumnya tidak di rasakan dalam waktu dekat, tapi memiliki karakter untuk hasil keputusan jangka panjang. (NDY/30/08/17).



At. Waroeng Kopi Pak Naseer

Pontianak – KALBAR

You Might Also Like

0 comments