Latest Posts

CATATAN RAMADHAN DI SOFIA

By May 25, 2019




CATATAN RAMADHAN DI SOFIA

“ Apa karena saya berada berada di negara yg minority,  sehingga feel itu hilang ?

Biasanya ketika berada di tanah air, menyambut puasa sungguh memiliki esensi tersendiri, alam dan makhluk didalamnya seperti menyatu dalam  kondisi sama, kondisi dimana kita  harus mewujudkan sebuah esensi pencucian diri dalam mengendalikan hawa nafsu hingga dipenghujung kita harus mampu menjadi pemenang, demi meraih fitrah untuk kembali suci seperti bayi tanpa membawa dosa.

Pada bulan suci Ramadhan  hari – hari terasa  biasa di kota ini,  ditambah apartemen satu kamar yg saya huni,  dari bangun sahur sampai berbuka puasa hening tanpa ada keramaian sedikitpun, tidak ada teriakan membangunkan orang sahur, tidak ada iklan sirup marjan yang mewarnai iklan TV di Indonesia, dan berasa melelahkan adalah total puasa bisa sampai 15 jam.


Tapi bukan berarti apa yang saya gambarkan diatas adalah keluhan, justeru bagian dari motivasi saya untuk mencari makna dari bulan yang penuh berkah ini.  Ada sekelumit cerita pengalaman menarik saya, setidaknya sedikit mewarnai dan memaknai selama puasa di Sofia.

Setiap sore setelah beraktifitas, saya selalu menghabiskan waktu di center atau pusat kota Sofia, “but no coffee today“ he..he.he, biasanya ketika berada di center kurang pas rasanya jika gak duduk ngopi sambil mengamati makhluk - makhluk indah ciptaanNya.

Menariknya di musim semi saat ini, ntah  merupakan tradisi tahunan, terdapat beberapa areal yang mengadakan bazaar dadakan, mereka menjual makanan lokal, madu, buah – buah segar, langsung mereka panen dari kebunnya, bahkan kue – kue manis ala mereka dipajang dengan rapi,  ups.. lumayan juga buat manjakan mata yang lagi lesu selama berpuasa. Bazar itu cukup mengobati suasana hati, kuanggap mirip seperti bazaar Ramadhan yang selalu meramai setiap ruas jalan kota di tanah air.

Salah satu Bazar yang saya lalui sore itu berada disamping kantor Kementrian Pertanian Bulgaria, pas banget  samping kantor Kementerian tersebut adalah lokasi yang sering di lalui para pejalan kaki, sehingga memudahkan orang dari segala sisi untuk singgah dan berbelanja.

“Orang – orang ini puasa gak ya ..he..he, kenapa kelihatannya sama dengan ketika orang puasa lagi belanja untuk persiapan buka”. Halusinasi positif saya berasa sama ketika berbelanja di pasar juadah Ramadhan.

Saya mencoba berimajinasi untuk kembali mengenang sejarah peradaban, dimana ketika rezim Usmaniah menguasai sebagian Eropa termasuk di kota Sofia. Lima abad bukan waktu yang singkat, tidak menampik kemungkinan jejak atau bekas sejarah itu ada, cara sederhana saya untuk melacak dan mengambarkannya  amatlah sederhana cukup dengan melihat “bangunan, rasa/taste, dan paras”.

Asumsi lepas saya mengatakan bahwa tradisi bazzar ini bisa jadi adalah segelintir bagian dari budayanya Usmaniah pada saat itu, ratusan tahun lalu saya membayangkan ketika Ramadhan tiba, negeri ini tentunya juga diramaikan dengan bazaar untuk persiapan orang yang berpuasa, namun sayangnya kondisi tersebut saat ini menjadi minoritas, berdasarkan data statisk lokal masayarakat muslim hanya 7 s/d 10 % dari total populasi di Sofia.

Terdapat Beberapa sudut bangunan masih memiliki karakter bangunan Turki, salah satu- satunya adalah  Masjid Turki yang dibangun pada abad ke - 17 masih berdiri kokoh, mesjid Banya Basih namanya.  Mesjid tersebut masih aktif digunakan masyarakat muslim sofia. Mesjid yang berlokasi di Boulevard Maria Luizia, dimana Mesjid tersebut selama bulan Ramadhan selalu aktif mengadakan kegiatan, seperti membagikan buka puasa, taraweh dan beberapa kegiatan sosial lainnya.

Setiap sudut kota kita masih bisa mendapatkan makanan khas Turki, bahkan beberapa café ada yang menjual sisha, sehingga untuk masayarakat muslim tidak perlu khawatir untuk mencari makanan bernuansa muslim.  

Bagian paling menarik adalah melihat atau melacaknya dari sisi “paras”, hampir dari beberapa wanita dan pria di Sofia  perawakannya sama atau mirip dengan paras orang Turki, wanita – wanita banyak yang cantik, hidungnya mancung, mediterenia, apalagi dari paras Turki tersebut berblasteran lagi dengan Rusia, Slavic, Roma, bayangkan aja, parasnya turki, matanya biru/hijau seperti orang Rusia, rambutnya kriwil Roma dan kulitnya  Slavic yang telihat bersih karena banyak mengkonsumsi yougurt, susu, dan buah, sungguh sempurna bukan ( kusus bagian  ini sangat bisa tergambar secara detail he..he..he).

Bulevard Maria Luzia yang saya sebutkan diatas, merupakan salah satu lokasi tertua di Sofia, banyak terlihat bangunan – bangunan tua disekitar ruas jalan tersebut, dan  masih banyak lokasi tua lainnya.

Sepanjang jalan Maria luizia terlihat sedikit berbeda, kita akan sering melihat paras – paras berperawakan timur tengah. Di lokasi atau beberpa ruas jalan kita akan banyak  menjumpai para imigran luar yang bermukim disekitaran lokasi tersebut. Disni suasana  Ramadhan agak sedikit berasa, walaupun tidak semeriah di tanah air namun sangat memberikan wadah tersendiri dalam merasakan bahwa Ramadhan itu Ada.

Nah yang paling keren, diwilayah ini kita akan banyak menjupai makanan – makanan khas timur tengah, asia seperti Irak, Syiria, Lebanon dan tentunya Turki. Dan kita juga gampang untuk  membeli daging sapi, kambing, dan dumba yang telah potong secara syariah, tidak hanya daging juga terdapat pasar tradisional menjual seluruh seluruh perlengkapan dapur, dari sandang, pangan bahkan barang antik yang terlihat sangat menawan.

Hampir setiap sore saya menghabiskan waktu berjalan disekitaran lokasi tersebut sambil berbelanja makanan berbuka puasa. Pada lokasi tersebut ada restoran Iraq, masakan nya sangat  maknyus, kebab, mahdi, kambing bakar adalah menu andalan bahkan kami bisa memesan ikan bakar yang sangat yummy. Begitu juga masakan Turki yang tak jauh dari lokasi tersebut, Sawarmanya sangat gurih dan lidah orang berpuasa itu tidak pernah bohong untuk mengklasifikasi antara makanan enak dan tidak enak…yang jelas semuanya enak – enak.

Sekelumit cerita pendek yang saya alami, dapat diartikan bahwa dimanapun, pada saat apapun, bersyukur adalah kondisi  dominan yang harus terus kita sadari sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini..marhaban ya Ramadhan ..Mhn Maaf lahir dan Bathin ( Ndy, 24/05/2019)

You Might Also Like

0 comments