DIMANA KOPIKU ?
Dimana Kopiku?
Hampir seluruh kopi
dunia ada di Warung kopi itu, Sayang
Kopi Nusantaraku tak tercium sedikitpun aromanya, kenapa ya?.
Selama
sebulan lamanya saya berpuasa, tidak
satu gelas kopi yang masuk ke tubuh ini, mungkin karena jarak antara waktu
berbuka dan sahur begitu dekat, serta terasa sangat singkat, itulah salah satu alasan pas saya untuk
tidak menyentuh arabika kesayangan yg hanya terpajang manis selama sebulan penuh di dapur.
Hari
kedua lebaran, intiusi dan naluri
ngopiku muncul kembali, entah kenapa
seperti ada panggilan jiwa "ayo bung siram mulutmu dengan kopi lagi
wkkkk" akhirnya kuputuskan utk
berangkat ke mall terdekat untuk mencari makan siang dan segelas kopi.
Sofia
ring mall, adalah salah satu mall di
Sofia yg menjadi favoritku untuk sekedar menghibur diri ketika kangen keluarga, karena hampir semuanya keluargaku pada doyan
ngemall he..he..he. Setelah parkir dan
memasuki lantai dua mall tersebut, mataku tertuju sebuah warung kopi atau bahasa
keren lainnya Coffee Shop, tempatnya sangat strategis, tidak seperti
warung kopi biasanya ketika kita lihat di Mall,
tidak menggunakan ruangan besar, hanya sekitar lima meja bundar
kecil berada dalam coffee shop. Lokasinya bersebelahan dengan beberapa toko -
toko pakaian.
Tempatnya
sangat terbuka, sehingga pandangan mata ini bisa seperti CCTV yg bisa mengawasi
lokasi mall sampai pada sudut 360.
Warung
kopi yang menarik, selain berbagai macam
kopi dari seluruh dunia, warung kopi
tersebut juga menjual berbagai macam jenis teh,
peralatan kopi, dari mesin
roasted, filter kopi, mesin pembuat kopi, dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan
kopi.
Baristanya
sangat apik dan begitu interaktif
kepada para pengunjung, sehingga mampu
membuat aku bertahan ngobrol lebih dari satu jam. Kamipun mulai bercerita, berikut pertanyaan awalku " Bro, saya lihat hampir semua negara penghasil kopi ada disini,
accept Indonesia, knp kopi Indonesia gak
ada ?"
Warung
kopi ini hanya khusus menjual kopi jenis Arabika, menurut si barista itu, Arabica sangat
memiliki segmen tersendiri, umumnya
pencinta kopi lebih senang haunting
jenis kopi Arabika, selain harganya yg
begitu wow, namun para pecinta kopi
tidak sungkan merogoh kantongnya untuk membeli roasted bean tersebut.
Hampir
kuperhatikan para konsumen setelah minum
kopi yg di seduh, pasti membeli kembali
biji kopi yg telah di roasted. Biji kopi tersebut terpajang indah didinding sehingga terlihat sebagai ornamen Interior yg begitu menawan.
Roasted biji kopi itu disimpan dalam tabung yg memanjang keatas dengan ukuran lebih kurang setengah meter dan
berdiameter 1,5 inch, jadi ketika pelanggannya akan membeli tinggal push tombol
dan kopi itu keluar lalu di masukin ke kemasan packaging yg telah disiapkan, kemudian
di timbang sesuai dengan volumenya.
Waktu
itu saya memesan satu gelas double
expresso, karena asiknya kami
ngobrol tentang kopi, teman baristaku kembali membuatkanku segelas expresso dari
biji kopi Arabica Ethiopia, menurut dia
ini salah satu Arabika terbaik. Kemudian dia menyeduhkan kembali kopi hitam yg
diramu semacam Americano, kopi diseduh dengan air panas kemudian difilter
kembali, seperti kopi ala rumahan yg
biasa saya nikmati sendiri.
Kembali
kepertanyaan awal yang kulontarkan kepadanya (barista itu), dia menjawab mereka agak kesulitan utk
mendapatkan kopi Indonesia, disamping
harganya, dan menurutnya kopi yg enak
dan pernah mereka jual adalah Arabica jenis Java, dan sangat sukar mendapatkan
stock nya, karena sudah di borong para
pemain dan pecinta kopi di Eropa Barat.
Naluri
nasionalisme kopiku tersentak dengan sangat dahsyat, saya berusaha meyakinkannya bahwa Di
Indonesia kopi kita tidak hanya di Jawa,
hampir seluruh pulau di Indonesia,
dari kopi Gaiyo Aceh, kopi
belawan di Sumatera, kopi gajah
Lampung, Arabica Papua, kopi Toraja
Sulawesi, kopi robusta Pontianak, kopi
luwak, hingga kopi pinogu Gorontalo.
Sangat
expressive sekali respon si Barista itu, “brother please bring me some", " ups..
Business is business" candaku, "
ok we make deal if there is good, would
like to buy from you" jawab
barista itu, Kami pun ngakak togather..
So moga - moga ini rezeki ya.
Kopi
sangat memiliki peluang pasar di negara ini,
entah kenapa kurangnya pemasok
kopi Indonesia yg masuk langsung ke negara ini, mereka justeru masuk dari negara
– negara besar di Eropa, bahkan pada
tahun 2018 angka perdagangan anjlok sebesar lebih kurang 40 %, dari total
perdagangan sebesar USD 13 juta pada tahu 2017, terjadi lompatan drastis pada
tahun 2018, anjlok sebesar lebih kurang USD 6 juta.
Total
Angka perdagangan impor kopi dunia ke Bulgaria cukup signifikan berkisar diatas
USD 155 juta, dan bukan tidak ada kopi Indonesia yang masuk ke Negara ini, namun
Indonesia masih masuk 10 eksportir kopi yang masuk ke Negara Ini, dengan market share di dominasi oleh Italia (28
%), Vietnam (12 %), jerman (9 %), Brasil (6 %), China (5 %), dan di ikuti
Indonesia (4%). Informasi yang kudapat,
kabarnya kopi Indonesia yang masuk masih didominasi grade – grade rendah atau
kopi yang berkualitas rendah, untuk segmen masyarakat menegah.
Seperti
kita ketahui, kualitas biji Kopi Indonesia telah diakui dunia, sangat
berkualitas memiliki aroma dan cita rasa tersendiri, hanya saja kita kalah bersaing pada
harga. Menurut mereka kopi Indonesia
fluktuasi harganya cukup tinggi dibanding negara negara imprtir lainnya. Bahkan
sesama Negara Asean, Vietnam termasuk pesaing berat Indonesia, Kopi Vietnam mampu
bersaing dengan harga dan kualitas.
Secara
bisnis harga sudah barang tentu tidak pernah bohong, di Eropa Barat kopi - kopi yang sangat
berkualitas di Indonesia begitu laku disana.
Perlunya
dilakukan kembali penetrasi pasar untuk mencermati pasar di wilayah timur
Eropa. Berdasarkan data yang saya dapati dari pedagang kopi, umumnya kopi
Indonesia yang mereka dapat justeru mereka impor dari Italia dan beberapa stockiest
besar di beberapa negara eropa barat. jika dilihat dari harga, cukup signifikan
jika dibandingkan ambil langsung dari Indonesia, artinya potensi untuk
meningkatkan market share masih terbuka lebar, tinggal bagaimana membangun segmen
khusus untuk wilyah tersebut dengan membuat perencanan baru baik dari harga,
kemasan, dan lain sebagainya.
Sejak
berada lebih kurang 8 bulan di negeri ini,
cukup lumayan saya mengamati perkembangan industri kopi di negara yang
berpenduduk lebih dari 7 juta jiwa ini.
Secara feasibility kopi
Indonesia masih sangat memiliki peluang untuk masuk ke negara ini, bahkan tidak hanya Sofia tapi seluruh negara di belahan
timur Eropa dan Balkan, dan ambisi untuk meningkatkan perdagangan ekspor
Indonesia masih sangat terbuka melalui komoditi kopi…ayo ngopi , and happy
weekend.
0 comments