Latest Posts

CERITA BEOGRAD I : NYARI KOPI INDONESIA

By July 13, 2019



Sekitar 50 meter dari penginapanku, terlihat kios berukuran 2 x 4 meter menjual kopi pagi dan roti segar, sangat padat pembelinya. Para konsumennya adalah kebanyakan orang yang akan berangkat ke tempat kerja dan ada juga beberapa turis terlihat sedang mencoba menyicipi roti – roti segar buatan toko tersebut ..ups dan aroma khas roti sangat mengundang selera untuk segera menkmatinya, saya lupa nama tokonya yang jelas dia berada dipusat kota, rasa kopinya lumayan ada beberapa pilihan rasa dan roti croisant  menjadi pilihanku, rasanya sangat gurih dan sizenya  jumbo banget alias big he..he..he.

Bicara kopi, Serbia termasuk Negara keenam dunia , yang penduduknya mengkonsumsi kopi lebih dari 5 kg/percapita atau sekitar 1,4 cup/day, hampir di setiap sudut kota ini dengan gampang kita mendapatkan tempat – tempat kopi yang menarik.

Berdasarkan data yang kucoba tanya –tanya dengan mbah google, total impor kopi Serbia pada tahun 2018 mencapai USD 73 juta. Kopi dari Itali dan brazil termasuk market leader di Serbia masing – masing USD 38 juta dan USD 13 Juta.

Namun sayangnya Indonesia yang termasuk pengekspor terbesar kopi dunia market sharenya tidak sampai dari 1 %, di Serbia. Produk kopi yang masuk kenegara ini yang didomisili oleh kopi  brazil, Vietnam, Italia, beberapa Negara AfriKa bahkan china.

Miris mendengar ketika saya tanya baristanya bahwa Indonesia kopi belum pernah ada distributor yang menawarkan ke mereka, so far saya juga belum menelitinya lebih dalam hanya secara kasat mata ditemui sepanjang jalan selama mengitari kota Serbia. Iseng – iseng buka data – data perdagangan yang dilansir Uncoumtrade, total impor kopi dari Indonesia pada akhir tahun 2018 hanya berkisar sebesar USD 3000 dan itupun mengalami bearish atau  terjun bebas anjlok lebih kurang 50 % dibandingkan pada tahun sebelum, waduh..kenapa ya ?.

Entah kenapa kopi Indonesia hanya numpang lewat di Serbia ini, padahal jika kita bisa melakukan penetrasi pasar, tentunya potensi menaikkan ekspor Indonesia akan memberikan peluang yang sangat menarik. Sepenggal pengetahuan saya mengenai ekspor kopi ini, para pelaku ekspor kopi Indonesia masih lebih cenderung masuk kepasar – pasar regular seperti negara – negara utama pengimpor kopi dunia, yang didominasi oleh negara – negara besar Eropa dan Amerika, sedangkan negara belahan eropa lainnya cenderung masuk melalui negara – negara terebut. Kelemahannya tentu kopi akan terpartisi dan bersaing dengan harga kopi dari Negara lainnya.

Tapi dari pengalamanku beradaptasi dengan para pemain kopi di negara – negara Balkan mereka memiliki beberpa karakter unik, para retailer cenderung mengambil kopi dengan acuan harga stock komoditi yang sangat berfluktuatif, dari angka terakhir biasanya terpaut antara 100 sampai 200 dollar per ton dari harga real. Prediksi saya, kopi Indonesia anjlok dalam kurun waktu berapa tahun di negara ini lebih dikarenakan faktor harga yang tidak mampu bersaing dengan harga kopi Brazil , Vietnam dan beberapa Negara penghasil kopi lainnya.
Kopi Indonesia terkesan exclusive di mata dunia, hanya segment pasar tertentu mampu membeli kopi Indonesia. Kopi Arabika  Indonesia dari sabang sampai marauke, sangat  tidak asing didunia. Namun kita harus bisa mebuat klasifikasi khusus terhadap  pasar di negara – negara seperti Serbia dan sekitarnya, sangat unik dan memiliki segmen tersendiri, mereka lebih cenderung dengan grade kopi yang sangat rendah, dan itu sangat bisa dimaklumi karena melihat para pengkonsumsi kopi yang sangat tinggi dan merata dari kalangan atas, menengah sampai tingkat bawah. Para pemain kopi dinegara tersebut lebih condong meramu/roaster kopi mereka dengan cara membagi terhadap  beberapa segmen pasar.




CERITA BEOGRAD

Beograd adalah ibu kota negara Republik Serbia,  Negara sarat dengan sejarah dan peradaban mulai dari era keemasan Yunani, Roma, Usmaniah, Rusia, bahkan tergabung sebagai Uni  Yugoslavia, Serbia montengro dan kembali menjadi Serbia yang utuh.

Negara ini memiliki posisi  amat strategis berbatasan dengan beberapa negara, besar di wilayah balkan, seperti Bulgaria, Turkey, Romania, Kosovo, dan Macedonia.

Saya sendiri baru mengenal negara ini sejak terjadi perang saudara antara Bosnia dan Serbia pada tahun 1994, perang tersebut hanya terjadi ditataran politik mereka saja, saya tidak akan membahasnya pada kesempatan ini,  yang jelas paska perang,  kedua Negara kabarnya mengalami pertumbuhan secara drastis baik dari sisi ekonomi,  politik dan sosial budaya.

Beograd termasuk salah satu kota di belahan timur yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, rata – rata pertumbuhan berkisar 1.6 %  dengan  PDB pertumbuhan pada tahun 2018 sebesar 3,4 %. Dan pada tahun 2012 negara ini masuk menjadi kandidat Uni Eropa.

Kota yang sangat cantik,  entah kenapa saya merasakan orang - orang di Eropa fokus dalam menjaga literasi sejarah,  yang mampu dijadikan sebagai destinasi wisata menarik.

Saya dan beberapa teman hanya melakukan kunjungan semalam dan keesokan sudah harus kembali ke Sofia, waktu yang singkat tersebut tetap harus kuupayakan untuk mencicip segelas kopi yang telah menjadi bagian ritualku setiap berkunjung di kota lain.

Banyak terdapat bangunan tua di wilayah pusat kota. Titik nol penjelejahanku, di mulai berjalan dari traffic light didepan Hotel Moskva, hotel yang sangat strategis dan mengambarkan nuansa bangunan bergaya Rusia, dan  hotel menghadap lampu merah dan penyeberangan jalan menuju kawasan pedestrian. 

Pada saat itu explorasi kulakukan pada pagi hari setelah subuh, menyusuri kawasan pedestrian,  yg tertata rapi dan memiliki nuansa klasik pada awal abad  9 dan 19.

Di ujung jalan kulalui terhampar indah sungai Danube dengan terhubung dengan beberapa anak sungai, pemandangan yang sangat indah pada pagi itu,  dan disebelah Barat tampak benteng tua yang mereka sebut Belgrade fortres.

Di atas benteng tersebut terdapat patung tinggi,  perkiraanku tingginya lebih dari  30 meter,  seorang raja dengan tangan kanannya memegang seekor burung merpati dan disebelah kiri tangannya memegang sebelah pedang,  patung itu dinamakan Victor,  seorang raja yang dijadikan simbol Victory atau kemerdekaan dalam meruntuhkan kejayaan Usmaniah pada saat itu. Nah yang menarik dari patung itu sama tingginya dengan patung wanita yang bernama Sofia, pikiran nakalku mulai menganggap jangan – jangan mereka ini dulunya pacaran kali ya sehingga symbol yang mereka tampakkan seperti memberi pesan kepada kedua patung tersebut.

Setelah lebih kurang 20 menit saya merasakan dan bersentuhan dengan bagian peradaban sejarah dunia tersebut kemudian melanjutkan kembali berjalan kaki menyirlsiri kota, waktu telah menunjukkan lebih kurang jam 8 pagi,  tampak kesibukan masyarakat Serbia yg akan memulai aktifitas,  banyak para pekerja keluar dari kereta bawah tanah dan kendaraan lalu lintas terlihat sedikit macet.

Kemudian di sekitar bangunan tua tepat di ruas jalan pusat kota Serbia, terlihat olehku sebuah patung, patung tersebut menggambarkan sosok seorang yang gagah perkasa dan sangat kuyakini bahwa dia adalah tokoh pejuang negara ini.

Dibawah patung tersebut tertulis tahun 1880-1915, dan VojvodaVuk atau Vojin Popovic, sebuah monument untuk mengenang seorang tokoh pejuang Serbia pada saat perang dunia pertama, tahun 1880 adalah tahun kelahirannya pada era Usmaniah. I believe dia adalah orang yang memiliki pengaruh yang sangat luar biasa sehingga pemerintah Serbia menjadikannya sebuah patung di pusat kota, tentunya dimaksudkan agar setiap orang selalu mengenang jasa perjuangan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan  dan kedikdayaan Serbia. (Ndy - 4/03/19)


 Top 10 countries for consumption of coffee per capita:

1.    Finland: 9.6 kg per capita (consumption of 2.64 cups/day)
2.    Norway: 7.2 kg (1.98 cups/day)
3.    Netherlands: 6.7 kg (1.84 cups/day)
4.    Slovenia: 6.1 kg (1.68 cups/day)
5.    Austria: 5.5 kg (1.51 cups/day)
6.    Serbia: 5.4 kg (1.49 cups/day)
7.    Denmark: 5.3 kg (1.46 cups/day)
8.    Germany: 5.2 kg (1.43 cups/day)
9.    Belgium: 4.9 kg (1.35 cups/day)
10.  Brazil: 4.8kg (1.32 cups/day)


You Might Also Like

0 comments