LIR ILIR DAN SULTAN AGUNG MENGGEMA DI BULGARIA
LIR ILIR DAN SULTAN AGUNG MENGGEMA DI BULGARIA
Lir Ilir bergema di Bulgaria, syair tua itu seperti mendatangkan kekuatan batin hingga mampu menceritakan kembali makna dalam dari syair tua tersebut kepada beberapa publik bulgaria yang tengah menyaksikan pemutaran Film Sultan Agung pada acara Film festival di Varna.
Lir Ilir adalah salah satu syair paling tua lahir di kisaran Abad ke 14 di negeri ini, dan diciptakan oleh seorang wali Allah Sunan kali jaga yang slalu digunakan beliau berdakwah di bumi Nusantara.
Sekitar lebih dari 300 orang menyaksikan pemutaran film Sultan Agung, sangat takjub karena yg nonton film tersebut serius menyaksikanya dengan seksama, sampai di akhir film ditutup dengan tepuk tangan meriah oleh para penonton.. Sesuatu kejadian langkah ketika nonton bioskop orang orang pada tepuk tangan, artinya para penonton hanyut dalam flot cerita karya Sutradara Hanung Bramantyo.
Sultan Agung sosok yang kita kenal sebagai raja Mataram, mempunyai pandangan nasionalis dalam menyatukan Nusantara, mampu memberikan hawa positif terhadap para penonton film tersebut bahwa Nusantara memiliki peradaban yang sangat Tinggi.
Cerita sejarah abad ke 16 yang walaupun masyarakatnya terlihat Feodal, namun menurut saya itulah sebuah proses sosiopolitik dalam sebuah peradaban, sosial masyarakat begitu menghargai pimpinannya yg mereka anggap agung dan mampu membuat tatanan terhadap sistem kehidupan mereka pada saat itu.
Sultan Agung dalam cerita babad tanah jawa diyakini juga memiliki strata brahmana seorang sosok yg religius dan mondok di pesantren, walaupun beliau keturunan raja- raja Jawa keinginannya untuk menjadi ulama dan berdakwah sangat luar biasa.
Salah satu dialog menarik pada film tersebut ketika Lembayung atau Nimas, sosok wanita cantik dan merupakan satu toko fiksi yang dihadirkan Henung cukup membuat warna romantis pada film tsb.
Nimas datang menghadap ke Rajanya karena pasukan Sultan Agung ketika bertempur melawan VoC di Batavia sudah mulai terkuras dan banyak yg telah menjadi korban termasuk sahabat sahabat sang Raja.
Nimas meminta Sultan Agung untuk menghentikan peperangan tersebut namun beliau membantahnya dengan sebuah dialog begitu membekas di telinga ini.." Jika aku hentikan peperangan ini, saya tidak mau bangsa ini menjadi bangsa terjajah, dan ini untuk masa depan anak cucu kita ratusan tahun kedepan". Dialog yg sangat menggelora tersebut, ntah itu fiksi atau bukan namun semangat membangun peradaban telah dilakukan orang orang hebat di Nusantara yang kaya raya ini.
Sosok Sunan Kali Jaga tidak muncul dalam film ini ,hanya pandangan pandangan dan dakwah Sunan Kalijaga banyak memengaruhi rasa dan jiwa pada film Sultan Agung, salah satunya Lagu Lir Ilir.
Lir-ilir, lir-ilir…
Tandure wis sumilir…
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar…
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi…
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro…
Tandure wis sumilir…
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar…
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi…
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro…
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir…
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore…
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane…
Yo surako…surak iyo ☺️
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore…
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane…
Yo surako…surak iyo ☺️
0 comments