Latest Posts

CERITA BEOGRAD II : JEJAK BUNG KARNO

By October 06, 2019

Foto Presiden Pertama Indonesia, Soekarno terpajang rapi di Museum JB. TITO 

Cerita Beograd kedua saya Kali ini begitu berkesan dan sangat spesial karena bisa menikmatinya bersama mantan pacar dan bisa berkunjung ke museum Yugoslavia dimana memiliki bukti sejarah, bahwa negara ini punya pemimpin yang cukup disegani didunia, Presiden JB Tito, ceritanya beliau sangat akrab dengan Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Tito mampu keluar dari pengaruh Rusia dan berdiri sendiri sebagai negara komunis dengan mendirikan non alignment movement atau negara non Block yang diikuti oleh Indonesia pada saat itu, sangat menarik bukan ? dan jika mengunjungi museum Yugoslavia dialamnya juga terdapat museum khusus untuk presiden Tito, dan terpajang rapi foto – foto Soekarno di deretan pemimpin dunia yang memiliki hubungan baik dengan Tito.

Bangga sekali, ketika melihat my first President dihargai dan dihormati oleh sebuah negara dan bukti sejarah ini tentunya harus dishare agar dunia tahu bahwa Indonesia adalah negara yang sangat berpengaruh di dunia. Terdapat dua foto dan bukti bintang penghargaan yang diberikan Soekarno kepada Tito, dan ini menunjukan betapa pentingnya Indonesia dimata dunia.

Seketika muncul pertanyaan di benak saya, apa yang menjadikan Yugoslavia penting buat Indonesia atau Indonesia penting buat Yugoslavia ?, dimana kita ketahui pergolakan menentang ideologi  komunis sudah mulai tampak di Indonesia sejak era tersebut.

Gerakan politik pergererakan berusaha merombak bentuk demokrasi liberal yang tidak menguntungkan para kaum plorateral yang menginginkan perombakan. Ideologi komunis sangat menguntungkan dalam sebuah pergerakan pada saat itu. Paham tersebut sangat memiliki pengaruh kuat,  dimana hampir disetiap negara Eropa pasti memiliki aliansi berpaham sosialis dan komunis. Sejak Lenin memperkenalkan kekuatan sosialis berbasis Marxisme sehingga mampu membangun kekuatan dengan merangkul negara – negara menjadi bagian dari Uni Soviet.

Namun yang menjadi unik buat Yugoslavia sendiri adalah mereka berusaha keluar dari pengaruh Rusia dan mereka ingin menjadi negara berbasi komunis tanpa ada tendensi dari mana- mana.


Presiden Soekarno menyempatkan Gueriila  medal kepada JB. TITO, "The Symbol of Anti Colonial Strugle?" 

Ada foto yang menarik perhatian saya terpajang di museum  Tito, yaitu foto Soekarno memberikan mendali penghargaan kepada presiden Tito, pada keterangan foto tersebut menyebutkan bahwa mendali itu adalah “Gueriilla Medal” merupakan “the symbol of anti colonial struggle”, pada periode 1944 - 1981 Presiden Tito telah menerima 106 penghargaan dari 60 negara dunia.  Medal Guerilla ini merupakan simbol anti kolonial, dimana pada saat itu pada tahun 1945 – 1949 Indonesia sedang berusaha untuk merdeka dan melepaskan diri dari kolonialisme, “symbol of freedom” tersebut diberikan bung Karno kepada Tito dan mungkin bisa  saya asusmikan bahwa Tito merupakan tokoh komunis dunia yang mampu berdiri sendiri dan lepas dari pengaruh negara besar Rusia yang hampir seluruh negara komunis dunia tidak bisa lepas dari pengaruh Uni Soviet pada saat itu.

Terlepas dari isu komunis yang didera Bung Karno pada saat era 1960, Bung Karno adalah tokoh patriotik yang sangat berpengaruh dunia, dan Bung Karno berjuang keras mengantar Indonesia menjadi negara besar dan indepeden tanpa ada pengaruh dari manapun. Akrabnya Bung Karno dengan negara – negara memiliki pengarus komunis dan sosialis,  beliau hanya berusaha mempelajari dan bersentuhan terhadap gerakan perjuangan mereka, sirkulasi sejarah dunia yang mengharuskan kita mempelajari bahwa konsep sosialis dan kapitalis adalah dua arah yang berbeda. Munculnya sosialisme merupakan kondisi  ingin memberikan kesejaheraan, prosperity bagi negara yang sedang mengalami tekanan monarki bahkan feodalisme pada saat itu, dorongan sosial pada saat itu ingin benar – benar ingin membuat rakyatnya sejahtera dan negara berusaha mengatur kesataran tersebut dengan memberikan penghidupan yang layak, pekerjaan dan strata sosial yang seimbang.

Menepis monarkisasi pada era tersebut konsep sosialisme dan bentuk komunisme sangat memiliki  pengaruh terhadap hampir seluruh timur eropa dan beberapa kawawan dunia. Namun tidak menepis sirkulasi sejarah tersebut dapat merubah paham sosialis ketika negara itu telah menjadi kuat hingga mampu menggabungkan konsep kapitalis dalam sistem ekonominya.

Saya merasakan bahwa Bung Karno sangat peka sekali dalam mempertimbangkan bagaimana membuat Indonesia menjadi negara merdeka, negara maju, untuk itu beliau berusaha berkunjung, dan bersahabat ke negara – negara memliki sejarah panjang dengan memiliki pergolakan politik untuk berusaha keras lepas dari penjajahan, dari situlah saya menilai bahwa Presiden pertama Indonesia sangatlah kharismatik dan bijaksana dalam memutuskan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, beliau butuh dukungan dan masukan kepada pemimpin – pemimpin dunia yang sangat fokus dan penuh pengorbanan dalam memperjuangkan negaranya, salah satunya JB. Tito, presiden Yugoslavia yang mampu memukul mundur Nazi dari negaranya.

Sedikit intermezzo ..SouthEastern Europe dan Balkan banyak diwarnai dengan wanita – wanita berparas cantik, bagi yang pernah berkunjung ke wilayah – wilayah Balkan pasti lah sangat setuju dengan apa yang saya katakan, paras mereka sangat berbeda dengan wanita – wanita di eropa Barat, mereka memiliki blasteran dengan kontur mengikuti peradaban - peradaban sebelumnya, perbaduan Yunani, Roma, Turki, dan Rusia sebagai finishing touchnya mampu melengkapi warna dari ciptaan Tuhan yang sempurna nan indah itu,  bisa kebayangkan kenapa Soekarno  bisa berteman akrab dengan JB Tito dimana keduanya sama – sama orang yang sangat menghargai the beauty of Lady.

Lebih satu jam merasakan kedigdayaan JB tito dan Bung Karno, kemudian lanjut lagi keliling - keliling kota Serbia.  Sebagai tips, di Serbia jangan lupa ketika membeli apa – apa setidaknya bill atau bukti pembayaran jangan sampai hilang, ini kejadian saat saya dan isteri tercinta membeli tiket bus untuk kembali ke pusat kota.

Setelah sampai di dua pemberhentian shuttle bus yang kami tumpangi,  kami dicek oleh petugas bus untuk pemeriksaan tiket yang normal dilakukan, dan ketika tiket bus kami diperiksa, muka petugas tersebut tiba -tiba berupah 90 derajat, mulai tidak ramah dan dihalte bus berikutnya kami diminta turun dari bus dan mereka bilang tiket bus kami tidak ada isinya.

Setelah mengalami perdebatan Panjang, sampai saya minta khusus kemereka untuk ikut kami kembali ketempat tiket bus yang kami beli, sipetugas itu tetap ngotot, dan  berulangkali nanya mana bukti pembelian, padahal sudah saya yakinkan kepadanya ayo temani saya kembali kekios toko tempat saya membeli tiket tadi, tetap aja dia gak mau dan terus nanya mana bukti pembeliannya, yang apesnya bill pembelian kami ntah cecer dimana...

Sampai kepada argumentasi mentok, mereka mengancam akan membawa kami kekantor polisi, kami dianggap nipu dengan bawa tiket yang gak diisi dan akan diancam denda sampai dengan 6000 dinar Serbia, wkkkk. Saya merasa saya diancam oleh sang petugas, tantangan itu saya ladeni “ayo kita ke kantor polisi” spontan saya berujar berani yang membuat muka isteri saya juga mulai marah dengan saya, sampai pada akhirnya datang dua pasangan muda yang berusaha membantu kami.  

Ujung cerita, Alhamdulillah akhirnya sipetugas percaya bahwa kami benar – benar habis ditipu dari pembelian tiket tadi, dan pesannya hanya singkat “ jika  beli sesuatu, khususnya untuk tiket bus harian di Beograd, bukti atau bill pembayarannya jangan sampai hilang, dan ketika ada kejadian seperti ini mereka akan gampang membantah dan jika ada billnya mereka tidak bisa mengelak” ujar sipetugas yang galak tadi…happy weekend.(NDY, 18/9/19)

You Might Also Like

0 comments